Kamis, 05 Desember 2013

Kawasan Rawan Banjir di Kecamatan Sukmajaya

Sukmajaya News

Ketika sedang asyik menikmati perjalanan mudik lebaran atau pulang kampung bersama anak dan istri. tiba-tiba hp-ku berbunyi menandakan ada pesan sms masuk. Namun alangkah kagetnya, setelah aku membaca isi pesan sms dari seorang teman, ternyata temanku ini mengabarkan bahwa perumahan pondok sukmajaya permai banjir akibat hujan turun deras. Banjir itu terjadi disaat seluruh umat muslim sedang merayakan malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri 1434 H.

Mendapat kabar pondok sukmajaya banjir, kami sekeluarga sangat kaget antara percaya dan tidak percaya, apalagi kami baru dua jam yang lalu meninggalkan Kota Depok. Kata temanku, banjir ini terjadi akibat jebolnya tanggul kali kupret dan lokasi yang parah terendam banjir persis didepan pintu gerbang komplek. Pada malam takbiran itu, banjir bukan hanya melanda perumahan pondok sukmajaya permai, banjir juga terjadi di perumahan griya lembah depok, taman duta, griya lembah asri dan wilayah lainnya di Kecamatan Sukmajaya.


Derasnya hujan yang turun pada malam takbiran itu membuat sejumlah titik rawan banjir di wilayah Kecamatan Sukmajaya tergenang banjir hingga satu meter. Tak hanya banjir, sejumlah mobil juga turut hanyut terbawa air hujan ke sungai di jalan KSU, Sukmajaya depan Pondok Gurame, Kota Depok. Satu di antaranya bahkan truk ikut terbawa terjun ke sungai.


Dampak banjir ini tentu saja sangat merugikan masyarakat, Pemerintah Kota Depok seharusnya sudah bisa mengantisipasi dengan membuat perencanaan pembangunan untuk perbaikan di beberapa titik rawan banjir di wilayah kecamatan sukmajaya yang berpotensi menimbulkan banjir di saat turun hujan deras. Apalagi ratusan milyar dana program pembangunan di Kota Depok tiap tahun selalu harus kembali ke kas daerah dalam bentuk sisa lebih penggunaann anggaran (silpa). Alangkah bijaknya bila peningkatan prestasi Pemkot Depok bisa diwujudkan dengan program pembangunan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas daripada prestasi peningkatan sisa lebih pembiayaan
anggaran (Silpa).

Sekedar catatan untuk Pemerintah Kota Depok bahwa di wilayah Kecamatan Sukmajaya terdapat 61 titik rawan banjir yang tersebar di enam Kelurahan di Wilayah Kecamatan Sukmajaya. Ke-61 titik rawan banjir tersebut terbagi dalam dua kategori, pertama adalah kawasan sangat rawan banjir dan kedua adalah kawasan rawan banjir.
Berikut ini adalah 61 titik rawan banjir yang tersebar di enam Kelurahan di Wilayah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok :

- Kelurahan Sukmajaya ada 15 titik rawan banjir
- Kelurahan Mekarjaya ada 7 titik rawan banjir
- Kelurahan Baktijaya ada 10 titik rawan banjir
- Kelurahan Abadijaya ada 8 titik rawan banjir
- Kelurahan Tirtajaya ada16 titik rawan banjir
- Kelurahan Cisalak ada 5 titik rawan banjir

Titik rawan banjir tersebut umumnya terjadi karena sistem drainase yang tidak berfungsi secara optimal dan tersumbatnya saluran-saluran air akibat membuang sampah sembarangan. Dan faktor lainnya adalah terkait dengan struktur tanah pada pemukiman dataran rendah.


Anehnya dalam Peraturan Daerah (perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok 2012-2032, Kecamatan Sukmajaya tidak termasuk dalam Kawasan Rawan Banjir, Dalam Perda RTWR tersebut di pasal 43, paragraf 6 Tentang Kawasan Rawan Banjir. Pada ayat (2) menyatakan bahwa Kawasan Rawan Banjir meliputi, Kelurahan Depok, Kelurahan Mampang, Kelurahan Cimanggis, Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kalimulya dan KelurahanCipayung.


Melihat kenyataan ini semakin nampak bahwa perencanaan RTRW Kota Depok arahnya tidak jelas karena tidak terukur dengan baik. Bagaimana mungkin mereka membuat perencanaan hanya ada enam Kawasan Rawan Banjir sebagaimana dimaksud diatas, ini namanya pembohongan publik.

Jumat, 15 November 2013

Berita Sukmajaya. 40 % Penderita TBC Belum Terdeteksi




Bendahara Umum  Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Dr. Makki menuturkan sekitar 40 persen penderita Tuberculosis  (TB)  atau TBC belum terdeteksi dan terobati. Padahal satu orang penderita bisa menularkan kepada 10 orang.

Menurutnya, untuk pengobatan penderita TBC diperlukan waktu cukup lama yaitu: tahap pertama minum obat secara rutin selama enam bulan. Tahap kedua melalui suntikan setiap sehari selama dua bulan dan sisanya selama enam bulan dilanjutkan dengan cara minum obat. “Biasanya, orang suka malas ke dokter untuk berobat.  Jangan anggap enteng,  batuk sampai dua minggu tak berhenti dengan berdahak sampai keluar darah, disertai penurunan berat badan itu  merupakan tanda awal penyakit TB. Kondisi ini banyak di temukan di Depok, apalagi masih ada 40 persen penderita TB yang  belum ditemukan dan diobati,”ujarnya

Ia mengkalim telah bekerjasama dengan lembaga Internasional dalam menanggulangi dan menekan angka penderita TBC, khususnya di Kota Depok.
PC NU Depok telah memiliki 24 kader tersebar di dua Kecamatan. Bahkan kader telah menemukan 11 pasien penderita TB."Artinya Dengan pengobatan dan pengawasan kepada 11 pasien tersebut bisa menurunkan angka penularan sebanyak 110 orang,"jelasnya.

Namun demikian, Makki mengakui masih banyak kelemahan dalam mencari kader. Seperti di Kecamatan Limo jumlah penduduknya mencapai 91.600 jiwa, namun hanya memiliki 12 kader. Untuk itu,  sosialisasi dan partisipasi warga sangat dibutuhkan. Tujuannya, agar penyakit ini tidak terus menyebar. NU juga turut serta peduli pada masyarakat di bidang kesehatan."Apalagi per 100 ribu orang terdapa 107 penderita TB. ini yang perlu  kita waspadai,”paparnya.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menyabet rekor MURI dalam mengerahkan penyuluh TB terbanyak  6.845 orang dari berbagai kalangan.  Jumlah penderita Tuberculosis (TB) atau TBC di Depok bertambah 283 orang dalam waktu tiga bulan di tahun 2013. Sehingga Pemerintah Kota Depok bertekad untuk menekan jumlah pertambahan penderita TB. Upaya itu dilakukan dengan cara memperbanyak tenaga penyuluh yang sekaligus bertugas untuk melakukan surveillance TBC ke seluruh pelosok kota berpenduduk sekitar 1,8 juta jiwa. Depok tercatat menjadi kota diurutan ke-19 terbanyak penderita TB. Dinas Kesehatan Depok mencatat, baru ada 656 penderita TB yang diobati dari 1.980 orang diduga menderita TB. Wali kota  melakukan terobosan dengan mengerahkan tenaga penyuluh TB terbanyak se-Indonesia mencapai.  “Kami menggandeng berbagai kalangan dari para kader Pos Pelayanan Terpadu, guru, mahasiswa, siswa sekolah sampai TNI dan Polri agar semua peka melakukan deteksi dini terhadap penderita yang harus segera mendapat pengobatan supaya sembuh,”ujar Nur.

Jumat, 18 Oktober 2013

Penyuluhab TB Kelurahan Cisalak Depok


Dalam rangka memperingati hari TB sedunia 24 Maret 2012, PAMI Jakarta Raya telah mengadakan penyuluhan TB pada Minggu 1 April 2012 kemarin. Penyuluhan dengan konsep door to door ini merupakan program turunan dari Departemen Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat PAMI Nasional sebagaimana juga yang telah dilaksanakn PAMI Daerah lainnya. Berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Depok, penyuluhan ini kami laksanakan di Kecamatan Cimanggis tepatnya pada warga RT 2 RW 5 kelurahan Cisalak. Penyuluhan dapat terlaksana dengan lancar meskipun lokasinya cukup jauh untuk ditempuh oleh panitia. Presiden PAMI Nasional Ka Zakiyah juga Pengurus PAMI Nasional lainnya turut mendampingi jalannya kegiatan ini hingga selesai.

Dari 61 kepala keluarga yang berhasil ditemui, didapatkan 11 orang positive menderita TB. Rata-rata pengetahuan mereka tentang penyakit TB tergolong kurang. Hanya gejala TB secara umum yang dapat mereka pahami. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa penderita TB cenderung bertubuh kurus. Rata-rata letak rumah warga sangat berdekatan dan setiap rumah yang kecil dihuni oleh cukup banyak orang. Hygenitas lingkungan hidup mereka dapat dikatakan rendah. Terik matahari yang panas tidak mengurangi semangat PAMI Jakarta Raya untuk berbagi sedikit ilmu yang kami yakini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Program pertama dari Departemen Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat  ini semoga menjadi awal yang baik bagi PAMI Jakarta Raya 2012-2013 untuk terus mempertahankan semangat juang membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 


//KIM Kel Cisalak Depok