Jumat, 15 November 2013

Berita Sukmajaya. 40 % Penderita TBC Belum Terdeteksi




Bendahara Umum  Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Dr. Makki menuturkan sekitar 40 persen penderita Tuberculosis  (TB)  atau TBC belum terdeteksi dan terobati. Padahal satu orang penderita bisa menularkan kepada 10 orang.

Menurutnya, untuk pengobatan penderita TBC diperlukan waktu cukup lama yaitu: tahap pertama minum obat secara rutin selama enam bulan. Tahap kedua melalui suntikan setiap sehari selama dua bulan dan sisanya selama enam bulan dilanjutkan dengan cara minum obat. “Biasanya, orang suka malas ke dokter untuk berobat.  Jangan anggap enteng,  batuk sampai dua minggu tak berhenti dengan berdahak sampai keluar darah, disertai penurunan berat badan itu  merupakan tanda awal penyakit TB. Kondisi ini banyak di temukan di Depok, apalagi masih ada 40 persen penderita TB yang  belum ditemukan dan diobati,”ujarnya

Ia mengkalim telah bekerjasama dengan lembaga Internasional dalam menanggulangi dan menekan angka penderita TBC, khususnya di Kota Depok.
PC NU Depok telah memiliki 24 kader tersebar di dua Kecamatan. Bahkan kader telah menemukan 11 pasien penderita TB."Artinya Dengan pengobatan dan pengawasan kepada 11 pasien tersebut bisa menurunkan angka penularan sebanyak 110 orang,"jelasnya.

Namun demikian, Makki mengakui masih banyak kelemahan dalam mencari kader. Seperti di Kecamatan Limo jumlah penduduknya mencapai 91.600 jiwa, namun hanya memiliki 12 kader. Untuk itu,  sosialisasi dan partisipasi warga sangat dibutuhkan. Tujuannya, agar penyakit ini tidak terus menyebar. NU juga turut serta peduli pada masyarakat di bidang kesehatan."Apalagi per 100 ribu orang terdapa 107 penderita TB. ini yang perlu  kita waspadai,”paparnya.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menyabet rekor MURI dalam mengerahkan penyuluh TB terbanyak  6.845 orang dari berbagai kalangan.  Jumlah penderita Tuberculosis (TB) atau TBC di Depok bertambah 283 orang dalam waktu tiga bulan di tahun 2013. Sehingga Pemerintah Kota Depok bertekad untuk menekan jumlah pertambahan penderita TB. Upaya itu dilakukan dengan cara memperbanyak tenaga penyuluh yang sekaligus bertugas untuk melakukan surveillance TBC ke seluruh pelosok kota berpenduduk sekitar 1,8 juta jiwa. Depok tercatat menjadi kota diurutan ke-19 terbanyak penderita TB. Dinas Kesehatan Depok mencatat, baru ada 656 penderita TB yang diobati dari 1.980 orang diduga menderita TB. Wali kota  melakukan terobosan dengan mengerahkan tenaga penyuluh TB terbanyak se-Indonesia mencapai.  “Kami menggandeng berbagai kalangan dari para kader Pos Pelayanan Terpadu, guru, mahasiswa, siswa sekolah sampai TNI dan Polri agar semua peka melakukan deteksi dini terhadap penderita yang harus segera mendapat pengobatan supaya sembuh,”ujar Nur.